Senin, 06 Agustus 2012

Kisah HACHIKO

Lahir 10 November 1923 dari induk bernama Goma-go dan anjing jantan bernama Ōshinai-go, namanya sewaktu kecil adalah Hachi. Pemiliknya adalah keluarga Giichi Saitō dari kota Ōdate, Prefektur Akita. Lewat seorang perantara, Hachi dipungut oleh keluarga Ueno yang ingin memelihara anjing jenis Akita Inu. Ia dimasukkan ke dalam anyaman jerami tempat beras sebelum diangkut dengan kereta api yang berangkat dari Stasiun Ōdate, 14 Januari 1924. Setelah menempuh perjalanan sekitar 20 jam, Hachi sampai di Stasiun Ueno, Tokyo.

Hachi menjadi anjing peliharaan Profesor Hidesaburō Ueno yang mengajar ilmu pertanian di Universitas Kekaisaran Tokyo. Profesor Ueno waktu itu berusia 53 tahun, sedangkan istrinya, Yae berusia 39 tahun. Profesor Ueno adalah pecinta anjing. Sebelum memelihara Hachi, Profesor Ueno pernah beberapa kali memelihara anjing Akita Inu, namun semuanya tidak berumur panjang. Di rumah keluarga Ueno yang berdekatan dengan Stasiun Shibuya, Hachi dipelihara bersama dua ekor anjing lain, S dan John. Sekarang, lokasi bekas rumah keluarga Ueno diperkirakan di dekat gedung Tokyo Department Store sekarang.
Hachiko
Profesor Hidesaburō Ueno

Ketika Profesor Ueno berangkat bekerja, Hachi selalu mengantar kepergian majikannya di pintu rumah atau dari depan pintu gerbang. Di pagi hari, bersama S dan John, Hachi kadang-kadang mengantar majikannya hingga ke Stasiun Shibuya. Di petang hari, Hachi kembali datang ke stasiun untuk menjemput.

Pada 21 Mei 1925, seusai mengikuti rapat di kampus, Profesor Ueno mendadak meninggal dunia. Hachi terus menunggui majikannya yang tak kunjung pulang, dan tidak mau makan selama 3 hari. Menjelang hari pemakaman Profesor Ueno, upacara tsuya (jaga malam untuk orang meninggal) dilangsungkan pada malam hari 25 Mei 1925. Hachi masih tidak mengerti Profesor Ueno sudah meninggal. Ditemani John dan S, ia pergi juga ke stasiun untuk menjemput majikannya.

Nasib malang ikut menimpa Hachi karena Yae harus meninggalkan rumah almarhum Profesor Ueno. Yae ternyata tidak pernah dinikahi secara resmi. Hachi dan John dititipkan kepada salah seorang kerabat Yae yang memiliki toko kimono di kawasan Nihonbashi. Namun cara Hachi meloncat-loncat menyambut kedatangan pembeli ternyata tidak disukai. Ia kembali dititipkan di rumah seorang kerabat Yae di Asakusa. Kali ini, kehadiran Hachi menimbulkan pertengkaran antara pemiliknya dan tetangga di Asakusa. Akibatnya, Hachi dititipkan ke rumah putri angkat Profesor Ueno di Setayaga. Namun Hachi suka bermain di ladang dan merusak tanaman sayur-sayuran.

Pada musim gugur 1927, Hachi dititipkan di rumah Kikusaburo Kobayashi yang menjadi tukang kebun bagi keluarga Ueno. Rumah keluarga Kobayashi terletak di kawasan Tomigaya yang berdekatan dengan Stasiun Shibuya. Setiap harinya, sekitar jam-jam kepulangan Profesor Ueno, Hachi terlihat menunggu kepulangan majikan di Stasiun Shibuya.

Pada tahun 1932, kisah Hachi menunggu majikan di stasiun mengundang perhatian Hirokichi Saitō dari Asosiasi Pelestarian Anjing Jepang. Prihatin atas perlakuan kasar yang sering dialami Hachi di stasiun, Saitō menulis kisah sedih tentang Hachi. Artikel tersebut dikirimkannya ke harian Tokyo Asahi Shimbun, dan dimuat dengan judul Itoshiya rōken monogatari ("Kisah Anjing Tua yang Tercinta"). Publik Jepang akhirnya mengetahui tentang kesetiaan Hachi yang terus menunggu kepulangan majikan. Setelah Hachi menjadi terkenal, pegawai stasiun, pedagang, dan orang-orang di sekitar Stasiun Shibuya mulai menyayanginya. Sejak itu pula, akhiran (sayang) ditambahkan di belakang nama Hachi, dan orang memanggilnya Hachikō.

Sekitar tahun 1933, kenalan Saitō, seorang pematung bernama Teru Andō tersentuh dengan kisah Hachikō. Andō ingin membuat patung Hachikō. Setiap hari, Hachikō dibawa berkunjung ke studio milik Andō untuk berpose sebagai model. Andō berusaha mendahului laki-laki berumur yang mengaku sebagai orang yang dititipi Hachikō. Orang tersebut menjual kartu pos bergambar Hachikō untuk keuntungan pribadi. Pada bulan Januari 1934, Andō selesai menulis proposal untuk mendirikan patung Hachikō, dan proyek pengumpulan dana dimulai. Acara pengumpulan dana diadakan di Gedung Pemuda Jepang (Nihon Seinenkan), 10 Maret 1934. Sekitar tiga ribu penonton hadir untuk melihat Hachikō.

Patung perunggu Hachikō akhirnya selesai dan diletakkan di depan Stasiun Shibuya. Upacara peresmian diadakan pada bulan April 1934, dan disaksikan sendiri oleh Hachikō bersama sekitar 300 hadirin. Andō juga membuat patung lain Hachikō yang sedang bertiarap. Setelah selesai pada 10 Mei 1934, patung tersebut dihadiahkannya kepada Kaisar Hirohito dan Permaisuri Kōjun.

Selepas pukul 06.00 pagi, tanggal 8 Maret 1935, Hachikō, 13 tahun, ditemukan sudah tidak bernyawa di jalan dekat Jembatan Inari, Sungai Shibuya. Tempat tersebut berada di sisi lain Stasiun Shibuya. Hachikō biasanya tidak pernah pergi ke sana. Berdasarkan otopsi diketahui penyebab kematiannya adalah filariasis.
mayat hachiko di bawah ke kamar di bagasi stasiun yang juga merupakan tempat favorit hachiko saat setia menunggu majikannya. Foto diatas juga merupakan foto yang diambil di ruang bagasi itu dan dipublikasikan oleh harian Shimbun Yamato esok harinya.

Foto momentum kematian hachiko diatas memuat gambar dari Yaeko Ueno (istri Hidesaburo Ueno, sang majikan Hachiko – kedua dari kanan) beserta staf stasiun shibuya. Salah satu staf stasiun shibuya yang bernama Yoshizo Osawa, memberikan foto momentum kematian hachiko itu kepada putrinya yang paling besar, Nobue Yamaguchi (78 tahun)

Nobue yamaguchi yang sudah berusia 78 tahun dan menjadi saksi hidup kisah hachiko ini juga berujar kalau hachiko memang kerap datang ke stasiun tiap hari untuk menunggu sang majikan dan mereka, para penghuni stasiun juga kerap memberikan makan kepadanya.

There is a bronze plastic Akita in front of the Tokio station Shibuya and reminds moving story well known all over Japan. Dog was born on suburb of Ódata in 1923 and as two month old he was sold to Tokio. His owner professor Ueno was teaching at the University and he has taken fancy of Hatchiko. Hatchiko used to accompany him to the station every morning and he was waiting for him every afternoon. Mr. Ueno has died in 1925 at the University during his lecture. Hatchiko has been waiting for him and no one arrived. Hatchiko used to walk to the station every morning and every afternoon for following 9 years. He died on March 7, 1935 he was found dead at the station.






Upacara perpisahan dengan Hachikō dihadiri orang banyak di Stasiun Shibuya, termasuk janda almarhum Profesor Ueno, pasangan suami istri tukang kebun Kobayashi, dan penduduk setempat. Biksu dari Myōyū-ji diundang untuk membacakan sutra. Upacara pemakaman Hachikō berlangsung seperti layaknya upacara pemakaman manusia. Hachikō dimakamkan di samping makam Profesor Ueno di Pemakaman Aoyama. Bagian luar tubuh Hachikō diopset, dan hingga kini dipamerkan di Museum Nasional Ilmu Pengetahuan, Ueno, Tokyo.

Pada 8 Juli 1935, patung Hachikō didirikan di kota kelahiran Hachikō di Ōdate. tepatnya di depan Stasiun Ōdate. Patung tersebut dibuat serupa dengan patung Hachikō di Shibuya. Dua tahun berikutnya (1937), kisah Hachikō dimasukkan ke dalam buku pendidikan moral untuk murid kelas 2 sekolah rakyat di Jepang. Judulnya adalah On o wasureruna (Balas Budi Jangan Dilupakan).

Pada tahun 1944, di tengah berkecamuknya Perang Dunia II, patung perunggu Hachikō ikut dilebur untuk keperluan perang. Patung pengganti yang sekarang berada di Shibuya adalah patung yang selesai dibuat bulan Agustus 1948. Patung tersebut merupakan karya pematung Takeshi Andō, anak laki-laki Teru Andō.

Pintu keluar Stasiun JR Shibuya yang berdekatan dengan patung Hachikō disebut Pintu Keluar Hachikō. Sewaktu didirikan kembali tahun 1948, patung Hachikō diletakkan di bagian tengah halaman stasiun menghadap ke utara. Namun setelah dilakukan proyek perluasan halaman stasiun pada bulan Mei 1989, patung Hachikō dipindah ke tempatnya yang sekarang dan menghadap ke timur.

Film Hachikō Monogatari karya sutradara Seijirō Kōyama mulai diputar di Jepang, Oktober 1987. Pada bulan berikutnya diresmikan patung Hachikō di kota kelahirannya, Ōdate. Monumen peringatan ulang tahun Hachikō ke-80 didirikan 12 Oktober 2003 di lokasi rumah kelahiran Hachikō di Ōdate. Sebuah drama spesial tentang Hachikō ditayangkan jaringan televisi Nippon Television pada tahun 2006. Drama sepanjang dua jam tersebut diberi judul Densetsu no Akitaken Hachi (Legenda Hachi si Anjing Akita). Pada tahun 2009 film Hachiko: A Dog's Story karya sutradara Lasse Hallström mulai diputar dan dibintangi oleh Richard Gere dan Joan Allen.
Tugu Hachiko di Stasiun Shibuya
Tugu Hachikō di depan Stasiun Ōdate

Tempat Pemakaman Prof. Ueno & Hachiko

Fenomena Keajaiban alam yg membeku

Segala fenomena keajaiban alam yang ada di sekitar kita bisa menjadi suatu pelajaran bagi kita, betapa kecilnya kita di hadapan sang khalik, seluruh alam semesta dan jagad raya ini adalah miliknya. Seperti pada fenomena alam yang membeku. Berikut ini 10 Fenomena Keajaiban Alam yang Membeku

1. Air Terjun Beku
Proses dari air terjun untuk menjadi beku, harus melewati tahap demi tahap.
Dikarenakan arus air yang terus mengalir menjadikannya membutuhkan waktu lama untuk membeku


2. Gua Es
Gua es adalah jenis gua alam yang mengandung es dalam jumlah besar. Setidaknya sebagian dari gua harus memiliki suhu dibawah 0° C sepanjang tahun.



3. Cakram Es
Sebuah fenomena langka yang hanya bisa dilihat di negara yang sangat dingin. Para ilmuwan umumnya menganggap bahwa cakram es terbentuk ketika permukaan es mengumpul di tengah pusat air bukannya tepian.



4. Paku Es
Paku es yang menakjubkan ini umumnya dikenal sebagai Penitentes. Chile adalah tempat bagi daerah pegunungan kasar dari Andes, cuaca yang ekstrim pada ketinggian yang berbeda-beda membuat beberapa formasi es yang menakjubkan.



5. Ambalan Es
Merupakan es yang mengambil segala macam bentuk asimetris dan geometris yang menarik. Adalah pulau Ellesmere yang terkenal akan ambalan es-nya. Tapi sayangnya hal itu berkurang dengan cepat dalam menghadapi pemanasan global. Dan para ilmuwan khawatir bahwa fenomena khusus ini mungkin akan hilang selamanya.






6. Bunga Es
Bunga es terbentuk pada lapisan baru, yang tergantung pada kondisi cuaca beku dan disebabkan karena permukaan tanah yang belum ikut membeku.



7. Gunung Es Bergaris
Gunung es dibentuk oleh lapisan salju yang bereaksi dengan kondisi yang berbeda. Garis-garis itu biasanya terbuat ketika celah dalam lapisan es mengisi bersama air lelehan dan membeku dengan cepat.



8. Gletser
Gletser hanyalah akumulasi salju yang dikemas padat menjadi es selama ribuan bahkan jutaan tahun. Gletser memiliki fungsi penting sebagai regulator ekosistem dan pemasok air, mereka adalah sumber utama air tawar terbesar di bumi. Dan pemanasan planet ini telah menyebabkan penyusutan gletser besar di seluruh dunia dalam beberapa dekade terakhir.



9. Serpih Salju
Serpih salju adalah kumpulan kristal es beku yang jatuh melalui atmosfer bumi. Mereka mulai menjadi kristal salju yang berkembang, saat tetesan awan mikroskopis super-dingin menjadi beku.



10. Ombak Yang Membekukah?
Meskipun tampak seperti itu, tapi bukanlah sebuah ombak. Melainkan es yang tercipta dari pergerakan glasial yang terbentuk dan terlihat seperti ombak.

Pengoperasian angka sehingga membentuk angka unik

1. Ada fakta yang menarik loh dari angka 142 857
ketika anda kalikan angka tersebut dengan angka 1 s.d 6 hasilnya angka2 di dalam
bilangan tersebut hanya berubah tempat aja.(tapi semua digit angkanya sama)

142 857 * 1 = 142 857
142 857 * 2 = 285 714
142 857 * 3 = 428 571
142 857 * 4 = 571 428
142 857 * 5 = 714 285
142 857 * 6 = 857 142

dan ketika anda kalikan dengan "7" maka hasilnya adalah 999 999.
selain itu
142 + 857 = 999,
14 + 28 + 57 = 99.
dan: 142 857 pangkat dua = 20408122449.
20408+122449 = 142 857.

2. hal menarik lainnya :


1 x 1 = 1
11 x 11 = 121
111 x 111 = 12321
1111 x 1111 = 1234321
11111 x 11111 = 123454321
111111 x 111111 = 12345654321
1111111 x 1111111 = 1234567654321
11111111 x 11111111 = 123456787654321
111111111 x 111111111 = 12345678987654321

3. Perkalian angka 37 dengan angka kelipatan 3

3 x 37 = 111
6 x 37 = 222
9 x 37 = 333
12 x 37 = 444
15 x 37 = 555
18 x 37 = 666
21 x 37 = 777
24 x 37 = 888
27 x 37 = 999

4. Trapeze #1:

1 x 9 + 2 = 11
12 x 9 + 3 = 111
123 x 9 + 4 = 1111
1234 x 9 + 5 = 11111
12345 x 9 + 6 = 111111
123456 x 9 + 7 = 1111111
1234567 x 9 + 8 = 11111111
12345678 x 9 + 9 = 111111111

Trapeze #2:

1 x 8 + 1 = 9
12 x 8 + 2 = 98
123 x 8 + 3 = 987
1234 x 8 + 4 = 9876
12345 x 8 + 5 = 98765
123456 x 8 + 6 = 987654
1234567 x 8 + 7 = 9876543
12345678 x 8 + 8 = 98765432
123456789 x 8 + 9 = 987654321

Trapeze #3:

0 x 9 + 8 = 8
9 x 9 + 7 = 88
98 x 9 + 6 = 888
987 x 9 + 5 = 8888
9876 x 9 + 4 = 88888
98765 x 9 + 3 = 888888
987654 x 9 + 2 = 8888888
9876543 x 9 + 1 = 88888888
98765432 x 9 + 0 = 888888888
987654321 x 9 - 1 = 8888888888
9876543210 x 9 - 2 = 88888888888

5. Fakta menarik lainnya :

123456789 x 0.9 = 11111111
123456789 x 1.8 = 22222222
123456789 x 2.7 = 33333333
123456789 x 3.6 = 44444444
123456789 x 4.5 = 55555555
123456789 x 5.4 = 66666666
123456789 x 6.3 = 77777777
123456789 x 7.2 = 88888888
123456789 x 8.1 = 99999999

Sumber : Indowebster

Senin, 30 Juli 2012

Penemuan Lusinan Tengkorak Kepala

Sebuah penggalian yang dilakukan ketika membangun jalan raya untuk Olimpiade Inggris 2012 ternyata menguak misteri sejarah. Tim penggali sangat terkejut saat menemukan 45 tengkorak yang rusak.

“Menurut kami, tengkorak yang semua terpisah dari tubuhnya ini mungkin berasal dari Jaman Besi. Pertanyaannya, bagaimana mereka mati dan siapa yang membunuh mereka,” ujar Kepala Penggali dari Fakultas Arkeolog Oxford, David Score.

Tim arkeolog masih belum mengetahui siapa pemilik tengkorak-tengkorak itu. Score mengatakan ada kemungkinan mereka tewas karena saling serang, dieksekusi oleh bangsa Romawi, atau bertempur melawan Romawi. Skenario paling masuk akal, mereka kalah dalam pertempuran melawan Romawi.

Sejarahnya, invasi utama Romawi pertama kali terjadi di Inggris pada 43 masehi. Legiun Kaisar Cladius membabat Inggris Barat saat mengejar suku Celtic. Jika diukur dari kedalamanya, tengkorak-tengkorak itu diperkirakan tidak dikuburkan usai pembantaian besar-besaran tersebut.

okasi itu juga tak jauh dari Kastil Maiden, benteng Eropa terbesar pada Jaman Besi dimana suku-suku setempat mempertahankan tanah mereka hingga titik darah penghabisan melawan penjajahan Romawi.

 “Kami akan mencari bukti-bukti pembantaian, seperti bekas tebasan pedang di tengkorak mereka. Serta cara kepala mereka itu dipenggal dari tubuh masing-masing,” pungkas Score. Ia mengatakan penemuan lubang seperti ini sangat aneh dan di luar kebiasaan Romawi.

Sumber :  http://tidakmenarik.wordpress.com/20...-tanpa-kepala/